Pramuka yang Membuat Masa SMP Saya Berkesan

Pramuka, praja muda karana. Salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang saya ikuti saat masih sekolah dulu dan saya anggap punya pengaruh besar dalam hidup saya.

Cerita Saat Pramuka

Saya mulai ikut kegiatan pramuka sejak masih SD alias siaga. Tidak terlalu banyak kenangan yang membekas di ingatan saya tentang Pramuka Siaga yang saya ikuti waktu itu. Satu-satunya yang saya ingat adalah kemah di sekolah, lalu orang tua murid banyak yang datang ke sekolah menemani anaknya, sekalian bawa makanan. Alih-alih jadi perkemahan, kegiatan itu malah jadi kayak cuma pindah lokasi tidur, wqwqwq

Yang paling berkesan malah saat di bangku SMP.

Di bangku SMP, saya termasuk siswa yang sering kena perundungan. Saya pendek, berkulit coklat, dan dari keluarga kurang mampu. Tiga hal itu yang jadi dasar bagi teman-teman sekelas saya untuk ngebully.

Seragam sekolah yang saya pakai waktu itu, adalah seragam bekas alias pemberian orang. Ukurannya tidak pas/kedodoran. Makanya saya sering dikatain orang-orangan sawah oleh teman sekelas. Bibir bawah saya juga pernah robek gara-gara jatuh karena didorong oleh teman sekelas saya, hehehe.

Untungnya pada saat itu saya memilih masuk pramuka. Di pramuka, saya jadi dapat teman-teman baru dari kelas lain yang tentu saja tidak suka nge-bully.

Berteman dengan mereka, saya jadi punya alasan untuk tetap bersemangat pergi ke sekolah.

Untuk kegiatan pramuka itu sendiri, terus terang saja, setiap kali saya memakai seragam pramuka lengkap, maka pada saat itu kepercayaan diri saya berada di puncaknya. Merasa cantik dan keren aja gitu, hahaha. Meskipun sebenarnya apa yang saya pakai itu statusnya pinjaman, karena memang dipenjemin dari sekolah.

Topi rotan, tali, sangkur, sempritan, macam-macam tanda/lambang di baju, setangan leher, dan lain-lain, semua itu membuat saya benar-benar nggak punya alasan lagi untuk minder.

Apalagi kalau ikutan lomba terus menang, rasanya kayak pengen bilang kepada mereka yang suka nge-bully saya, “saya juga bisa keren, lho”.

Belum lagi kalau pas baris-berbaris, terus nyanyiin yel-yel. Beuh… rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata bagaimana bersemangatnya saya kala itu. Sampai saat ini, saya masih suka nyanyiin yel-yel rajin terampil dan gembira. Ada yang tahu? Silakan nyanyi dalam hati, wqwqwq.

Di pramuka, persoalan pakai sepatu sobek saja bisa jadi lagu yang menghibur alih-alih jadi bahan bully-an, lho.

Anak-anak pramuka di Makassar pasti tahu lirik yel-yel ini:

Warrior, warrior, sepatu pramuka

Botto’mi, kekke’mi na pake inji

Artinya:

Warrior, warrior sepatu pramuka

Sudah bau, sudah robek pun tetap dipakai.

Pada saat itu, yel-yel ini termasuk salah satu yel-yel yang paling sering dinyanyikan oleh banyak anak pramuka—dari berbagai sekolah di Makassar—saat ada acara perkumpulan anggota pramuka.

Nulis ini, saya jadi kangen ikut parade senja dan apel besar, huhuhu.

Setelah jadi anggota pramuka, saya memang masih sering dapat perundungan. Namun, setidaknya saya sudah tahu caranya menghindar dan melawan. Saya juga jadi tahu bahwa saya tidak seburuk yang mereka bilang. Dengan keadaan saya, saya tetap bisa jadi orang yang berharga.

Meskipun kenangan manis itu hanya ada di bangku SMP, karena setelah saya SMA senior saya di pramuka penganut aliran perploncoan, dan membuat saya tidak betah jadi anggota pramuka, kenangan pramuka saat masih SMP itu tetap punya tempat terbaik di hati saya.

pramuka

Saat ini, saya memang sudah banyak lupa dengan materi dan teknik kepramukaan. Di luar dari materi dasar seperti hapal trisatya dan dasa darma, ingat beberapa simpul dan sandi, materi kepramukaan yang paling saya ingat adalah senam pramuka. Sampai sekarang saya masih hapal gerakan senam pramuka era saya dulu. Kadang masih saya praktikkan juga, hahaha. Selain dari itu, saya sudah agak lupa. Meski demikian, saya tetap tidak lupa bagaimana rasanya ketika pramuka membuat saya punya kepercayaan diri untuk pertama kali. Ini moment paling berkesan dalam hidup saya.

Pada dasarnya, kegiatan pramuka itu seru, kok. Yang kadang bikin nggak seru itu segelintir anak pramuka yang terlalu meninggikan senioritas dan salah kaprah perihal teori kemandirian, kedisiplinan, dan cinta alam dalam kegiatan pramuka.

Kalian, punya pengalamam seru tentang pramuka? Cerita, yuk!

 

Author :

Seorang ibu yang suka membaca dan sedang belajar menulis. Blasteran Jawa-Toraja, yang bisa disapa lewat IG dan Twitter @utamyyningsih

 

Leave a Comment